INDUKAN SAPI IMPOR DARI AUSTRALIA TIBA DI JAWA TIMUR

Sebagai dukungan atas keinginan pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi dalam negeri, PT Santorsa Agrindo (Santori), anak perusahaan PT Japfa kembali melakukan impor sapi indukan sebesar 3.700 ekor sapi yang datang pada hari ini, Minggu (25/12/2016) di Tanjung Perak Surabaya.

sapi-impor-brahman-cross

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita mengatakan, impor sapi indukan ini merupakan upaya Pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi indukan dalam negeri guna mempercepat pencapaian swasembada daging sapi yang ditargetkan pada 2026. Hal ini diyakini akan mendorong pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional.

“Kami menyambut positif inisiatif impor sapi indukan yang dilakukan oleh Japfa melalui Santori. Apa yang dilakukan Japfa sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan populasi sapi di tanah air untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur,” katanya dikutip dari Antara, Minggu (25/12/2016).

BACA: PROGRAM PEMBIBITAN SAPI BX DIRAGUKAN KEBERHASILANNYA

Sapi indukan betina didatangkan dari Australia dan yang jantan dari Amerika. Nantinya, sapi tersebut akan dibuntingkan di peternakan Santori di Tongas Probolinggo untuk kemudian diserahkan kepada peternak di seluruh Jawa Timur pada tahun depan.

Ia menyampaikan upaya kemitraan dengan lembaga perbankan dan peternak rakyat, Koperasi-koperasi berbadan hukum memungkinkan percepatan terjadinya alih pengalaman atau transformasi ilmu pengetahuan. Selain itu diharapkan juga untuk percepatan alih keterampilan dalam pengelolaan usaha peternakan secara professional untuk para peternak rakyat kita.

Kepala Unit Santori Probolinggo, Bintoro Tantono mengatakan bahwa sebenarnya program kerjasama dengan peternak ini sudah dilakukan sejak pertengahan tahun 2016. Namun belum bisa maksimal karena masih perlu perbaikan dari berbagai faktor. Di tahun 2016, dari target 42 peternak yang bisa bekerjasama, realisasinya hanya sekitar 10 peternak yang berada di Malang.

Sapi Impor dari Australia
Sapi Impor dari Australia

Adapun mekanisme kerjasamanya adalah dengan menggandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang bertindak sebagai penjamin kredit dengan bunga 9%. Mulai dari harga sapi, pakan, obat, asuransi hingga transportasi semuanya dibiayai BRI. Di semester I/2017, BRI akan menyiapkan dana sekitar Rp 30 miliar. Dan di Semester II/2017 akan menyiapkan dana sekitar Rp 90 miliar. Peningkatan nilai kredit yang disiapkan itu karena terget pendistribusian sapi ke peternak diperbesar dari 200 ekor per bulan di semester I/2017 menjadi 600 ekor sapi per bulan di Semester II/2017. Sementara jumlah sapi yang diserahkan ke peternak juga semakin besar, dari 5 ekor per peternak menjadi 10 ekor per peternak.

“Peternak tinggal menyiapkan kandang dan tenaga kerja serta agunan sebagai persyaratan kredit BRI. Untuk pakan hijau, mereka juga bisa menanam rumput odot. Kalau tidak punya tanah, mereka bisa bekerjasama dengan petani lain. Jadi bisa semakin banyak petani yang dilibatkan,” terangnya.

Sapi Indukan Jenis Brahman Cross dari Australia
Sapi Indukan Jenis Brahman Cross dari Australia

I Ketut Diarmita mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Santori. Karena sejauh ini, Indonesia masih belum swasembada sapi secara nasional. Ada kekurangan sekitar 33% dari total kebutuhan sapi dalam negeri.

Dijelaskannya, saat ini populasi sapi di Indonesia mencapai 14,6 juta ekor sapi. Dari jumlah tersebut, yang siap disembelih untuk memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri hanya sekitar 2,680 juta per tahun atau hanya sekitar 67% dari total kebutuhan yang mencapai 4 juta ekor per tahun.

Sebagai imbalannya, pengusaha dihimbau bekerjasama dengan peternak, sebagai wadah transfer keilmuan. Agar nantinya peternak bisa berbisnis sapi dengan baik. Tidak seperti biasanya, mereka hanya beternak untuk memenuhi kebutuhan, tanpa memperhatikan berapa profit atau laba yang didapatkan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top