Harga Daging Impor India Membuat Peternak Sapi Merugi

Dibeberapa pasar sapi terjadi kelesuan akibat impor daging dari India, untuk itu peternak perlu menyampaikan aspirasinya. Maka PATAKA mengadakan Bincang-Bincang Agribisnis 18 dengan tema “ Kesejahteraan Peternak Sapi Lokal Menjelang Hari Raya, Milik Siapa?”.

Diskusi melibatkan pimpinan komisi IV DPR Herman Khaeron, Ketua Komisi Pengawasan Persaingan Usaha Syarkawi Rauf, Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fajar Sumping, Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus, perwakilan Rumah Pemotongan Hewan, perwakilan jagal, dan para peternak sapi.

 

Pemilik Rumah Jagal di Jabodetabek Edy Wijayanto mengatakan, dalam satu tahun ini ada penurunan penjualan daging sapi lokal. Jika biasanya rumah jagal dalam sehari mampu memotong 5-8 ekor sapi, saat ini hanya mampu maksimal memotong 2 ekor sapi. Sapi yang didatangkan di rumah jagal ini berasal dari NTT, Bali, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Dalam satu kali pengiriman, biasanya terdapat 14 ekor sapi yang siap dipotong. Jika sebelumnya 14 ekor ini bisa dipasarkan dalam 3-4 hari, saat ini butuh 10 hari untuk menjual daging kepada pedagang.

Perwakilan pedagang sapi lokal antar pulau Toto Suwoto menyebut peternak sapi kini tengah kritis. Dia menyampaikan peternak membeli sapi bobot 300 kg seharga Rp50.000 per kg hidup. Setelah digemukkan dan siap panen pada bobot 500 kg, dijual seharga Rp42.000 per kg hidup di tingkat peternak. Dengan harga ini, sapi lokal sangat sulit dijual ke pasar.

Hal senada diungkapkan Nur Hendri dari rumah pemotongan hewan (RPH) Petir Tangerang. Kondisi di RPH sangat memprihatinkan harga daging fresh dengan daging india sangat jauh. Biasanya RPHnya dapat memotong 30 ekor per hari sekarang hanya 15 ekor per hari.

Karnadi juga memaparkan kondisi RPH di Karawaci dimana pemotongan sapi lokal sekarang ini harganya sudah tidak bisa terganti dengan daging impor dan kualitas daging lokal yang menurun. Permintaan daging untuk sekarang menurun akibat pasar yang kecil. Yang biasanya tahun lalu bisa memotong 80-90 ekor tahun ini hanya 25-30 ekor.

Peternak sapi dari Jawa Timur Joko Utomo menurutnya, para peternak sapi bukan hanya di Jawa Timur sebenarnya sudah sulit untuk bertahan hidup melalui peternakan. Namun, mereka tetap bertahan dengan berharap adanya kebutuhan daging sapi ketika momen khusus seperti Idul Fitri atau Idul Adha.

Perwakilan peternak sapi potong Heru Wijanarko Bogor juga menyampaikan hal yang sama peternak membeli sapi dari Jawa tiba di Bogor dengan harga Rp52.000 per kg hidup. Namun, ketika dijual harga justru menurun menjadi Rp45.000 per kg hidup.

“Peternak masih dipaksakan untuk tetap membeli, hanya dengan harapan agar harga membaik saat lebaran haji,” imbuhnya pada kesempatan yang sama.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top