Harga Bakalan Sapi Merangkak Naik Setelah Qurban 2016
Pasca lebaran Idul Adha banyak kandang sapi yang kosong hal ini di manfaatkan peternak untuk mencari bibit dan bakalan untuk melanjutkan produksi. Banyaknya peternak yang membeli sapi sementara pasokan sapi terbatas mengakibatkan harga sapi melonjak naik.
Kenaikan harga hampir dirasakan seluruh peternak lokal dan kenaikan berkisar 1 juta – 2 juta per ekor. Hal ini diungkapkan Edy Wijayanto selaku pemilik Sapi Bagus, terjadi kenaikan harga sapi disebabkan stok bibit dan bakalan yang terbatas.
“Harga sapi bakalan lokal dari waktu ke waktu naik terus harganya, dari harga Rp 15 juta tahun 2015 ukuran 200 kg kemudian naik lagi menjadi Rp 17 juta tahun 2016 sekarang ini,” papar Edy Wijayanto.
Kenaikan harga tersebut juga di alami peternak Mundirun menurutnya, “harga tahun ini meningkat cukup tinggi untuk harga bibit sapi mulai dari 10-15 juta per ekor dan harga bakalan mulai dari 18-20 juta perekor. Hal ini tergantung dari kebutuhan konsumen membutuhkan spesifikasi bibit dan bakalan seperti apa”.
Edy Wijayanto menjelaskan penyebab harga sapi bakalan lokal terus melambung dari tahun Ke tahun. “Kenapa harga sapi lokal mahal? Penyebabnya antara lain pemerintah memotong Anggaran 50.000 indukan dari Australia dan dialihkan ke pengadaan bibit Lokal, maka permasalahan pengadaan bibit tatap jadi isu utama.” ungkapnya.
Tingginya permintaan bibit dan bakalan tanpa diimbangi pasokan sapi ya harga pasti naik. Pemerintah sudah memahami kondisi tersebut sehingga pemerintah melakukan impor daging dari India serta bakalan dari brazil dan Meksiko.” tambahnya.
Permasalahan ini sebaiknya pemerintah mengimpor sapi betina sehingga klop dengan program inseminasi buatan yang semennya berasal dari sapi asal impor. Dengan demikian peternak dapat melakukan pembibitan sendiri dengan menghasilkan sapi bakalan yang berkualitas serta bibit dan bakalan dapat mencapai target.