Dua Cara Sinkronisasi Estrus Pada Sapi Betina

Ada 2 (dua) sistem sinkronisasi birahi pada ternak sapi, pertama menggunakan produk prostaglandin. Ada beberapa merek yang digunakan, antara lain Lutalyse, Prosolvin, Reprodin, Boviline dan Estrumate. Sedangkan sistem kedua menggunakan produk CIDR (Controlled Interval Drug Release).

Sinkronisasi estrus
sinkronisasi-estrus-kawin-suntik

Sinkronisasi Memakai Prostaglandin (PGF2a)

Prostaglandin merupakan kelompok bahan-bahan aktif kimiawi yang mempunyai sifat-sifat hampir sama. Semua produk prostaglandin dapat diperoleh berdasarkan resep dokter hewan, karena potensi efek sampingnya. Dalam hal ini, perlu penanganan yang cermat dan berhati-hati untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan atau hal-hal yang berefek negatif (kurang baik), karena prostaglandin tidak boleh ditangani oleh para penderita asma atau wanita dalam usia subur.

Karena prostaglandin bekerja dengan cara melarutkan corpus luteum, ternak sapi harus mempunyai siklus birahi yang normal. Ternak sapi yang terlalu kecil atau kurang gizi mungkin tidak mempunyai siklus birahi dan prostaglandin tidak akan merangsang timbulnya siklus birahi pada ternak sapi. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi besarnya presentase ternak sapi mempunyai siklus birahi normal dalam satu kelompok adalah : kondisi tubuh, bangsa, umur, jarak kelahiran (interval) anak, musim dan cuaca.

Ada 4 (empat) Pilihan dalam Penggunaan Prostaglandin di Lapangan

Pilihan 1. Pada pilihan ini semua ternak sapi yang birahi disuntik PGF2a pada H0 (hari-0) dan ulangi lagi pada H11 (hari-11). Kemungkinan dapat mengenali dan menyuntik ternak sapi yang birahi H13 dan H15 (hari-13 dan hari-15). Dengan pilihan ini harus meluangkan waktu untuk mengamati tanda-tanda ternak sapi pada birahi hari ke 2 – 5 pasca penyuntikan PGF2a.

Pilihan 2. Bila ternak sapi tidak dikandangkan dan berada pada suatu tempat terbuka, mungkin pilihan 2 perlu dipertimbangkan. Pada pilihan 2 ini, ternak sapi yang birahi juga disuntik dengan PGF2a pada H0 dan H11 (hari-0 dan hari-11). Kemungkinan dapat mengawinkan seluruh ternak sapi tersebut 80 jam, setelah penyuntikan PGF2a yang kedua.

Pilihan 3. Jika tidak ingin seluruh ternak sapi birahi dan beranak pada saat bersamaan, perlu mempertimbangkan pilihan 3, yang merupakan perencanaan program perkawinan dan beranak secara bertahap. Setelah suntikan pertama, sekitar 60% ternak sapi yang bersiklus birahi normal akan mengalami birahi antara H-2 dan H-4 (hari-2 dan hari-4). Ternak sapi yang birahi diinseminasi sekitar 12 jam setelah mereka terlihat diam saat dinaiki pertama kali.

Pilihan 4. Pertimbangan pilihan 4 bila tidak yakin bahwa presentase ternak sapi mengalami siklus birahi tinggi. Awasi tanda-tanda birahi ternak sapi dan kawinkan semua ternak sapi yang menunjukkan birahi dalam jangka waktu 5 hari. Bila dapat menangkap gejala birahi ternak sapi pada 20–25% dari ternak sapi yang ada selama jangka waktu 5 hari tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari ternak sapi yang ada mempunyai siklus birahi normal. Lanjutkan dengan menyuntik ternak-ternak sapi lainnya dengan prostaglandin satu kali saja, pada H-5 (hari-5), dan segera kawinkan mereka bila menunjukkan adanya tanda-tanda birahi.

Sinkronisasi Memakai Controlled Interval Drug Release (CIDR)

Implant ditempatkan ke dalam vagina dengan menggunakan alat pemasang. Bentuk CIDR ada 2 (dua) yaitu bentuk spiral dan huruf “T“. Cara penggunaan CIDR :
1. Kombinasi CIDR dengan Oestradiol. CIDR berisi kombinasi progesteron dan Oestradiol Benzoate, pemakai dengan cara implantasi ke dalam vagina selama 10–12 hari. Ternak sapi betina dapat di IB setelah 56 jam CIDR dicabut, atau IB dapat dilakukan 2 kali pada 48 jam dan 72 jam setelah CIDR dicabut;
2. Kombinasi CIDR dengan PGF2a. Untuk ternak sapi dara implantasi CIDR ke dalam vagina pada H-0 (hari-0), pada H-6 (hari-6) suntik PGF2a (7,5 mg/ekor) dan cabut CIDR pada H-10 selanjutnya di IB pada H-12 (hari-12) atau 50 jam setelah pencabutan CIDR. Untuk ternak sapi potong dan perah, implantasi CIDR ke dalam vagina pada H-0 (hari-0), pada H-6 (hari-6) suntik dengan PGF2a, cabut CIDR H-7 (hari-7) selanjutnya ternak di IB pada H-9 (hari-9).

Untuk kelancaran dan efektifitas pelaksanaan sinkronisasi birahi pada ternak sapi yang diterapkan pada Poktan ternak sapi, perlu sistem penanganan yang aman dan mudah dilaksanakan. Tidak saja peralatan inseminasi tersebut harus bersahabat dengan ternak sapi, juga harus mudah digunakan oleh pelaksananya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top