DIRJEN PKH DAN BUPATI BINTAN IB MASSAL SAPI PETERNAK

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) Drh. I Ketut Diarmita, MP dan Bupati Bintan bersama dengan Kelompok Peternak dan masyarakat melakukan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) massal. “Ini dilakukan agar sapi-sapi milik peternak cepat bunting, sehingga terjadi peningkatan populasi sapi di Kabupaten Bintan”, ujar I Ketut Diarmita saat memberikan sambutan pada acara Sinkronisasi Birahi-Inseminasi Buatan Ternak Sapi Mendukung UPSUS SIWAB di Kabupaten Bintan tanggal 13 Maret 2017.

Lebih lanjut disampaikan, kegiatan IB merupakan salah satu upaya penerapan teknologi tepat guna yang menjadi pilihan utama untuk peningkatan populasi dan mutu genetik sapi. ”Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah, mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para peternak,” ungkap Dirjen PKH.

inseminasi-buatan-1
inseminasi-buatan-1

I Ketut Diarmita beranggapan, peternak sebagai tulang punggung peternakan nasional sudah saatnya harus berjaya. “Untuk itu, pembangunan peternakan dan kesehatan hewan nasional tahun 2017 difokuskan melalui Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB) yang merupakan suatu kegiatan terintegrasi dalam rangka percepatan pencapaian target kelahiran sapi dan kerbau secara masif dan serentak,” ungkap Dirjen PKH. “Untuk mensukseskankannya, kita perlu mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan peran aktif dari semua pihak, termasuk masyarakat di Kabupaten Bintan ini,” himbaunya.

Dirjen PKH juga mengingatkan agar pelaksanaan UPSUS SIWAB dapat berjalan lancar diharapkan kabupaten Bintan segera mempersiapkan SK Tim Pokja dan petugas penanggung jawab dapat bekerja dengan sebaik-baiknya. Terutama terkait ketersediaan petugas Inseminator, petugas Pkb dan ATR perlu ditingkatkan.

Dirjen PKH sangat mengapresiasi usaha-usaha yang telah dilakukan oleh kelompok peternak Tunas Muda di Bintan dalam mensejahterakan anggotanya “Semoga kedepannya Kelompok Peternak ini, tidak hanya bergerak pada pengembangan peternakan sapi, tapi bisa berkembang dengan memanfaatkan limbah peternakan,” ujar Dirjen PKH.

Dirjen PKH juga mengajak para peternak agar dapat memanfaatkan bantuan premi asuransi  yang sudah diluncurkan pemerintah sejak tahun 2016. “Adanya asuransi ternak sapi diharapkan dapat menjamin keberlangsungan usaha dan memungkinkan sapi sebagai agunan bila memerlukan pinjaman modal untuk peningkatan usaha,” ungkap I Ketut Diarmita.

I Ketut Diarmita berpendapat, dengan potensi yang dimilliki Kabupaten Bintan dapat dikembangkan menjadi salah satu sentra pengembangan daerah pesisir  yang dipadukan dengan pengembangan usaha peternakan sapi. “Kemungkinan untuk dikembangkan menjadi daerah agrowisata terbuka lebar karena Kabupaten Bintan mempunyai potensi kearah itu. Kita harus menggeliatkan usaha peternakan sapi di sini,” pungkas Dirjen PKH

Hal terpenting yang disampaikan oleh Dirjen PKH setelah melihat kondisi lapangan yaitu adanya potensi ketersediaan pakan hijaun yang belum termanfaatkan dengan baik untuk pakan ternak di kabupaten ini. “Banyak lahan hanya ditanami oleh rumput liar dan sudah sepatutnya agar lahan-lahan yang tersedia dapat ditanami dengan rumput gajah, odot dan indigofera yang merupakan pakan hijauan yang bisa cepat dibudidayakan, serta memiliki kandungan gizi yang tinggi untuk pertumbuhan hewan ternak,” ungkap Dirjen PKH. “Jika masing masing ditanami minimal 1 hektar saja, pasti akan berkembang usaha peternakan, kita akan bantu berikan benihnya,” tegas Dirjen PKH.

Lebih lanjut Dirjen PKH menyampaikan, saat ini Ditjen PKH  mengelola 10 (sepuluh) UPT (Unit Pelaksana Teknis) Perbibitan, yaitu 3 UPT penghasil benih dan 7 UPT penghasil bibit yang hasilnya untuk disebarkan ke peternak dalam rangka meningkatkan kualitas produksi daging sapi potong.  Selain UPT milik Pusat, juga dikembangkan UPT Daerah baik Provinsi dan Kabupaten/Kota yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan memicu perkembangan populasi sapi di Indonesia, sehingga dapat meningkat terus dari tahun ke tahun.

Selain masalah pakan, Dirjen PKH juga menghimbau agar masalah kesehatan hewan juga serius diperhatikan. “Perlu adanya deteksi dini terhadap penyakit, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya outbreak penyakit di Kabupaten ini. “Saya telah membentuk Tim khusus terkait masalah penyakit hewan, dan jika dibutuhkan tolong hubungi kami karena akan langsung ditangani,” imbuh Dirjen PKH.

Bupati Bintan, H. Apri Sujadi, S.Sos menyampaikan, saat ini di Kabupaten Bintan terdapat 750 ekor sapi dengan kebutuhan kurang lebih 96 ton, kondisi ini memang belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. “Sebagai daerah perbatasan, Bintan akan berupaya mengembangkan potensi dengan baik karena dari segi sektor geografis sangat menguntungkan, sedangkan dari  jumlah peternak masih memungkinkan dan lahan masih luas. Insya Allah kedepannya akan kami terus kembangkan, dan kami akan merangsang peternak untuk lebih maju lagi,” tegasnya.

Tahun ini Kabupaten Bintan memiliki target IB sebanyak 102 ekor akseptor dengan target kebuntingan 60 ekor. “Harapannya Kabupaten Bintan dapat mendukung untuk keberhasilan UPSUS SIWAB,” tambah Bupati Bintan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Scroll to Top