Asuransi Ternak Sapi Membantu Kepastian Dalam Usaha
Kecenderungan menurunnya populasi sapi potong akibat banyaknya pemotongan betina produktif dan belum berjalannnya program pembibitan dalam sekala besar, maka perlu mencari jalan keluar agar ada jaminan ketersediaan bibit yang berkelanjutan.
Selama ini pembibitan sepenuhnya diserahkan kepada peternak kecil yang hanya memiliki 2 – 4 ekor sapi betina, dimana kondisi peternak serba terbatas, yaitu dalam permodalan, pengetahuan dan pemasarannya. Selain itu juga dalam pemeliharan sapi betina memiliki banyak resiko, antara lain resiko kematian akibat saat melahirkan dan karena sakit, serta kehilangan ternak sapinya.
Asuransi Ternak Sapi (ATS) adalah salah satu sarana untuk melindungi resiko dalam bentuk ganti rugi kepada peternak, sehingga bisa memberi kepastian dalam melanjutkan usahanya. Resiko apa saja yang di jamin ATS antara lain, kematian karena penyakit, karena saat melahirkan, akibat kecelakaan dan kehilangan karena pencurian.
Kriteria sapi yang bisa di asuransikan antara lain, sapi yang dipelihara oleh pelaku usaha ternak, koperasi atau anggota kelompok ternak. Sapi potong dan sapi perah, ada identitas ternak berupa eartag (anting) atau microchip. Harus ada surat keterangan sehat dari dokter hewan dan umur sapi 1 – 8 tahun.
Selama ini sudah dibentuk Konsursium Asuransi Ternak Sapi, yang diketuai oleh PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero), dengan anggota PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, PT. Asuransi Tri Pakarta dan PT. Asuransi Raya.
Untuk jangka waktu asuransi, 3 – 6 bulan untuk sapi program pengemukan dan 1 tahun untuk diluar program pengemukan. Adapun untuk pembayaran premi dapat bersumber dari swadaya petani, kredit bank (masuk dalam komponen kredit), kemitraan dengan lembaga lain.